Misteri Bulan Suro

Antara Mitos dan Fakta

Hingga saat ini masih banyak kita jumpai pemahaman di masyarakat sekitar kita bahwa dibulan ini berdasarkan perhitungan penanggalan/kalender (hijriyah/jawa) adalah kita berada di bulan Muharram/Asy Syura/Suro, namun bagi masyarakat khususnya jawa biasa menyebut bulan Suro. Yang membuat sakral bulan Suro ini adanya keyakinan berbagai macam kesialan yang menimpa dalam bulan Suro ini. Benarkah keyakinan ini? Berikut kita akan kaji lebih mendalam tentang mitos dan faktanya.

Bulan Asy Syura memiliki kaitan yang kuat dengan budaya dan penanggalan Jawa. Dalam tradisi Jawa, bulan Suro memiliki arti khusus dan biasanya dikaitkan dengan peristiwa atau kepercayaan tertentu.  Sebagai pembuka kita membahas fakta dan mitos tentang bulan Suro, sejarahnya, dan maknanya lebih dalam dalam konteks budaya dan penanggalan Jawa.

Dalam kalender Jawa, bulan Suro disebut ‘Sulo’ dan merupakan bulan pertama Tahun Baru Jawa. Sulo 1 atau disebut juga dengan Sulo 1 atau ‘Raslan Sulo’ memperingati hari lahir Nabi Muhammad ﷺ, dalam tradisi Islam Jawa.

Beberapa daerah di Jawa juga melakukan upacara adat pada Hari Sulo, seperti Grebeg Shulo di daerah Solo dan Yogyakarta. Upacara tersebut mencakup berbagai persembahan dan prosesi meriah untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan harapan untuk Tahun Baru Jawa. 

Masih banyak masyarakat Jawa yang beranggapan bahwa bulan Suro adalah bulan mistik. Dalam beberapa kepercayaan, Asy Syura atau Suro dianggap sebagai bulan dengan energi dan aura mistis. Beberapa orang melihat bulan ini sebagai waktu yang baik untuk bermeditasi atau terlibat dalam latihan spiritual tertentu.

Bulan Suro juga dianggap sebagai bulan berkah dan menawarkan kesempatan untuk berdoa memohon berkah dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan keluarga. Puasa dan doa pada Hari Suro dipercaya membawa keberuntungan dan perlindungan.

Singkatnya, bulan Asy Syura atau Suro memiliki banyak fakta dan mitos yang berkaitan dengan budaya dan penanggalan Jawa. Sejarahnya mencerminkan peleburan tradisi Islam dan budaya Jawa, yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat Jawa. Bulan ini adalah waktu bersejarah untuk merenung, berdoa, dan merayakan berkah dan persatuan dalam semangat persatuan dan toleransi yang proporsional.

Lantas bagaimana pandangan dari sisi keagamaan khususnya Islam memandang dan mengungkap mitos dan fakta bulan Muharram ini atau bulan Suro? Untuk lebih jelasnya silahkan download ebook yang diambil dari materi seorang yang pakar dibidangnya, klik di link download dibawah ini dan semoga mencerahkan cara pandang dan keyakinan kita, Aamiin. Silahkan!