Site icon CARASCIENCE

Valentine, Antara Cinta Dan Malapetaka

Mengupas Tuntas Melintas Batas

Diawal tahun Masehi ada dua perayaan yang gegap gempita yaitu Tahun Baru 1 Januari dan yang kedua ditanggal 14 Februari, Hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day. Dua Perayaan ini selalu menjadi pro dan kontra dikhalayak strata masyarakat dunia.

Tulisan ini berusaha mengetengahkan secara lebih mendalam kajiannya dari berbagai sisi dan sudut pandang, maka akan dirunut dari beberapa aspek yang terkait seperti ditinjau dari segi sejarah, moral, agama dan bisnis.

Sejarah

Dari pihak keagamaan ternyata ada pendekatan secara kepercayaan rohani (agama) dari dua keyakinan yaitu Kristen Katolik dan Paganisme. Pada mulanya perayaan ini oleh Firstpost dipaparkan bahwa Hari Valentine sebenarnya dimulai karena terdapat sebuah upacara, ritual ataupun sebuah festival yang berdarah dan terbilang mengerikan yang dikenal dengan ‘Lupercalia’ begitu istilahnya. Yaitu perayaan Paganisme yang terjadi dari tanggal 13-15 Februari dan mulai dirayakan pada abad 6 SM. Dalam acara ini dipenuhi dengan berbagai aksi kekerasan, ritual seksualitas, serta perjodohan, sementara itu ritual berdarahnya yaitu dengan hewan – hewan yang dikorbankan seperti anjing juga turut dikorbankan oleh kaum lelaki sementara itu para wanita malah dicambuk dengan kulit hewan yang sudah dikorbankan. Konon hal ini untuk menangkal roh jahat dan meningkatkan kesuburan. Ritual mencari jodoh dilakukan dengan cara pengundian, di mana pria mengambil nama wanita dari wadah dan akan berpasangan dengan wanita itu selama festival berlangsung, namun bisa juga lebih lama lagi. 

Perayaan Valentine isinya sebenarnya tradisi Romawi Kuno lalu diadopsi oleh kalangan Kristen. Namun siapa Saint Valentine, dan bagaimana dia dihubungkan dengan ritual kuno ini? Lalu apa hubungannya dengan Kristen atau pihak Gereja? Mari kita teliti lebih jauh lagi bahwa tujuan diambilnya keputusan menempatkan Hari Valentine pada pertengahan Februari adalah usaha oleh pihak Gereja dengan pastornya tujuannya tentu saja untuk “mengkristenkan” perayaan Lupercalia yang berasal dari masyarakat Pagan Yunani. Usaha ini sangat berhasil hingga kini dan yang masyur bahwa Valentine’s Day adalah sebuah ritual dari agama Kristen.

Bagi umat Kristen perayaan Valentine’s Day atau hari kasih sayang adalah sebuah ritual penghormatan untuk martir Kristen yang Bernama Santo Valentinus. Dari nama belakangnyalah maka kini menjadi populer dengan sebutan Valentine.

Akan tetapi menurut pendeta Kasdi Kho yang pernah menulis di majalah Talenta GKI Harapan Indah yang terbit pada Februari 2013 dengan judul, “Pandangan dan Sikap Iman Kristen terhadap Valentine Day.” Sosok Santo Valentinus mungkin tokoh dari salah satu dari tiga martir, yakni seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna dan seorang martir di Provinsi Romawi Afrika. Namun ketiga martir tersebut masih kabur statusnya apakah memang memiliki koneksi dengan hari Valentine atau tidak karena kekristenan pada dasarnya tidak mengakui hari Valentine sebagai hari raya umat Kristen disebabkan bukan ajaran dari Alkitab. Namun kini akhirnya dimasyarakat hal ini dijadikan sebagai acara tahunan dan menjadi acara percintaan bertopeng agama, budaya, dan dirayakan oleh sebagian  masyarakat dunia.

Kisah versi lainnya menjelaskan bahwa perayaan Valentine’s Day berawal dari kisah percintaan pada abad ke-18 di Inggris. Valentine’s day ini hanyalah sebuah pesta rakyat lokal yang kemudian masif berkembang menjadi akulturasi suatu budaya dan acara tahunan bagi sebagian besar negara di dunia ini khususnya kalangan kawula muda. Gereja Lutheran dan Persekutuan Anglikan mereka juga mengadakan acara resmi hari kasih sayang ini. Video berikut di https://www.youtube.com/watch?v=qAe6cKEXQEY akan menambah cerita tentang Valentine dari sudut pandang cerita yang tidak terlalu jauh.

Play Video

Menurut Sakramen Gelasia kurang lebih pada abad ke-8 terjadinya sebuah perayaan pada tanggal 14 Februari untuk memperingati Santo Valentinus dan hal ini juga dikaitkan dengan simbol burung cinta di awal musim semi.  Tradisi memberikan bunga, kembang gula, dan mengirim kartu ucapan oleh kekasih hati pertama kali di Inggris kira-kira abad ke-18, sementara itu terdapat juga ikon seperti sketsa hati, burung dara, dan sosok bocah (Cupid ) yang bersayap. Inilah yang terus dipakai sebagai atribut hingga kini. 

Kembali ke Roma negara ini mengklaim bahwa peringatan valentine untuk seorang imam dan uskup di Terni, Italia yang dikenal sebagai Valentinus pada abad 270 SM. konon dirinya juga kerapkali ikut membantu orang-orang Kristen melarikan diri dari kekejaman penjara Romawi saat itu raja yang berkuasa Kaisar Claudius II yang memerintah di Roma. Suatu keputusan oleh Kaisar Claudius II adalah para laki-laki yang masing jomblo tidak diperbolehkan menikah dan harus menjadi prajuritnya. Keputusan ini ditentang oleh St. Valentine karena merasa sangat tidak adil. Maka dengan berani dia menikahkan banyak pasangan muda-mudi. Menetahui kejadian ini tentu saja membuat Kaisar Claudius II murka, konskuensinya St. Valentine mendapatkan hukuman  mati dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari. Namun tanggal ini dalam versi yang lain adalah hari lahir St. Valentine jadi disinilah terdapat ketidak jelasan dalam hal ini.

Pada saat dipenjara sebelum diekskusi mati St. Valentine sempat menolong seorang gadis  yaitu anak dari kepala sipir penjara yang buta matanya. Rupanya setelah itu kepala sipir penjara membalas jasa untuk kesembuhan anak gadisnya dengan cara menyelundupkan sebuah surat yang ditulis langsung oleh St. Valentine yang ternyata jatuh hati pada anak gadis yang disembuhkan tadi.

Peristiwa ini konon yang menginspiras para pemuda bagaimana cara merayakan hari valentine salah satunya dengan mengirim surat ucapan cinta pada pujaan hati.

Moral Dan Agama

Manusia atau binatang sekalipun asalkan normal pasti memiliki perasaan sayang. Nah dari sinilah disaat hari valentine rasa sayang ini menjadi begitu diagungkan sampai melewati batas norma atau moral bagi pelakunya. Alasannya klise yaitu inilah saat yang tepat untuk menbuktikan dan mencurahkan rasa sayang pada mahluk yang berbeda jenis namun belum terikat tali pernikahan. Ada juga yang beralibi bahwa momen ini bukan hanya khusus untuk pasangan yang masih pacaran  tapi tidak terbatas itu, katanya sih siapa saja boleh merayakan hari kasih sayang ini seperti antar keluarga teman dan lain-lain intinya sebagai hari kasih sayang untuk semua orang, kenyataannya yang paling banyak merayakan yaitu kawula muda yang sedang dimabuk cinta sampai akhirnya terjadi sex bebas di hari Valentine.

Persoalan ini memang amat miris bagi sebagian kalangan yang peduli dengan kondisi ini. Survei yang dilakukan oleh Kristen Mark, menyebutkan angka 85 persen responden menganggap bahwa seks bebas hal penting di disaat hari Valentine. akibatnya dampak buruk terjadi kehamilan pranikah, penyakit menular, dan hancurnya mental generasi muda. Di negeri kita news.okezone.com memberitakan bahwa BKKBN  pada tahun 2013 mencatat bahwa anak usia 10-14 tahun yang telah melakukan aktivitas seks bebas atau seks di luar nikah mencapai 4,38 persen, sedang pada usia 14-19 tahun sebanyak 41,8 persen telah melakukan aktivitas seks bebas. Maka tidak heran jika kasus aborsi menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak meningkat pada 2012, yaitu 121 kasus dengan mengakibatkan delapan orang meninggal. Sementara pada 2011 kasus aborsi tercatat ada 86 kasus. Data ini mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya, dari 86 kasus menjadi 121 kasus. Kemudian kasus HIV/AID juga tidak mau kalah dari laporan Kementerian Kesehatan RI akhir Desember 2012,  secara komulatif terdapat 42.887 kasus AIDS dan 98.390 kasus HIV positif dengan prosentase pengidap usia 20-29 tahun sebanyak 35,2 persen, dan usia 30-39 tahun sebesar 28,1 persen. Bayangkan saat ini jumlahnya pasti meningkat ditengah derasnya arus informasi melalui internet.

Data diatas adalah fenomena yang terekam dan hanya sebagian kecil dari salah satu permasalahan remaja saat ini. Saatnya untuk kembali pada pendidikan karakter yang sampai saat ini belum mampu menyelesaikan masalah. Maka dengan kembali pada agama terbanyak yang dianut oleh penduduk Indonesia dan membentengi dan membatasi dari dunia maya dan media sosial yang masif sekali maka nilai moral serta nilai sosial sebagai pilar kebangkitan generasi muda akan mencapai keberhasilan memperbaiki moral pemuda sebagi penerus bangsa.

Bisnis

Meriahnya perayaan Valentine’s Day dikarenakan adanya dukungan penuh dari dunia bisnis. Kenapa? Jawabannya mudah saja karena disaat itulah banyak permintaan aksesoris seperti yang terutama adalah kado, coklat, dan apapun barang-barang yang bisa memvisualisasikan rasa sayang sampai pada atribut untuk melakukan “pengamanan” hubungan intim. Maka dari sinilah produsen meraup keuntungan berlipat ganda.

Dikutip dari investor.id dalam perdagangan saham IHSG juga terjadi berita kenaikan pada perdagangan sesi I, pada hari Selasa (14/2/2023). IHSG ditutup menguat 19,57 poin (0,28%) ke level 6.919,71 di Hari Valentine ini. Selain itu, terdapat juga saham-saham yang memberikan nilai besar di hari kasih sayang ini, sampai berkisar hingga 16%. Saham-saham tersebut juga masuk dalam top 5 gainers.

Dari keadaan ini memang sangat amat memilukan seperti ada istilah sambil menyelam minum air akan tetapi ditempat lain ada banyak yang pemuda-pemudi yang tenggelam tak terselamatkan hati dan jiwanya larust dalam gejolak syahwat yang tak terkendalikan dan mulai dianggap sebagai kewajaran.

Exit mobile version